Kamis, 13 Februari 2020

PILAR BAHAGIA

Ada dua kelompok manusia dalam memaknai kebahagiaan

Pertama, Bahagia diartikan dengan bergelimangnya harta. Segalanya diukur dengan materi dan kebendaan. Kebahagiaan seperti ini hanya dapat dinikmati di dunia. Kesenangan, namun tidak selalu menenteramkan

Kedua, Bahagia diartikan sebagai kepemilikan keimanan dan Islam, kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Kebahagiaan seperti ini merupakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Benar-benar hakiki dan abadi, diliputi dengan ketenteraman hati.


TIGA PILAR MEWUJUDKAN BAHAGIA NAN HAKIKI

Allah SWT berfirman. " Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagiaan dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi ( QS Fathir 35:29)

PILAR PERTAMA :
Senantiasa membaca Al Qur'an, menerapkan nilai-nilai Al Qur'an itu dalam kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an bukan ilmu yang dipelajari secara kognitif semata namun merupakan panduan implementasi adab dan akhlaq orang beriman.

PILAR KEDUA
Shalat merupakan ibadah utama dari seluruh rangkaian penghambaan kepada Allah SWT. Karena sholat merupakan tiang agama sekaligus wasilah utama dalam meraih kemenagnan hidup. Shalat juga mengatasi berbagai persoalan hidup "Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu... (Surah Al Baqarah 2:45)

PILAR KETIGA
Komitmen berinfaq dalam segala keadaan yang dihadapi. Asy Saukani menyatakan tidak ada perbedaan dalam berinfak, baik seara sembunyi maupun terang-terangan. Terpenting memastikan ibadah lahir dari keimanan kepada Allah semata. 

BAHAGIAMU DEKAT DAN SELALU MENANTIMU..

BAHAGIA YANG KURINDU..

Gelisah di dada serasa mau meledak
Kecewa... tidak puas diri...ingin teriak maraah..
Tak puas atas apa yang terjadi..
Selalu saja tidak pernah sesuai dengan mimpi dan harapan

Ooh.. lama kuidap penyakit ini
ingin menangis tak tau apa yang ditangisi
Segalanya tersedia namun diri terasa haus
Ada yang kucarii..

Kucoba cari jalan tuk puaskan diri..
Sejenak bahagia, namun tiada abadi.
Dimana engkau bahagia/
Apa sesungguhnya bahagia

Kuseberangi lautan dan kuhampiri hampir seluruh negeri
Namun seperti fatamorgana, yang kutemui kembali.. sepii....
Kemana engkau bahagia..
Seperti apa wajahmu duhai bahagia..

Bagaimana kan kutemui bahagia bila wajahnya pun tak pernah kukenali..
Seperti apakah wajahmu duhai bahagia..
Kucoba meraba dan mencari..Kupakai segala daya
Dengan harta.. kau tak kutemui..
Dengan kekuasaan  dengan kesenangan.. kau juga tak kutemui..
Dengan ketercapaian segala prestasi duniawi.. engkaupun tak kutemui..

Laluu.. kemana ku akan carii..
Ooo bahagia dimana engkau,.. kutelah lelaah dan  pasrah mencari
Ku telah kepayahan mengejar tanpa tahu yang kucari..

Kinii setelah kulepas segala daya... kubiarkan diri ku sendiri..

...
Kinii kau menampakkan wajahmu duhai bahagia yang kucari..
Wajahmu tidak menggetarkan hati..
hadirmu ..Bahagia yang tlah lama kurindu ternyata tidak mengguncang jiwa..

Pelan-pelan kau hampiri diri yang telah lelah ini...
Duhai bahagia ini ternyata wajahmu.. wajahmu membahagiakanku..
wajahmu menenangkanku dan... ternyata telah ada dalam diriku..
Di hatiku.. Kau muncul dengan lembut dan mententramkan..
Rupanya engkau  telah menunggu untuk hadir dihadapanku duhai bahagia.

Ternyata engkau bahagiaku hadir ketika ku telah berhenti mengejarmu..
Kupasrahkan segalanya....
Terimakasih bahagiaku...
Kini kau kan hadir setiap saat ku memanggilmu,,
Terimakasih bahagiaku.. kau telah memberikan nomormu dan memberikan channel mu..
Betapa dekatnya engkau duhai bahagiaku..

Hadirmu..nan menenteramkan .. ketika kubisikkan Dzikirku pada MU... duhai Robb ku..