Pertama, Bahagia diartikan dengan bergelimangnya harta. Segalanya diukur dengan materi dan kebendaan. Kebahagiaan seperti ini hanya dapat dinikmati di dunia. Kesenangan, namun tidak selalu menenteramkan
Kedua, Bahagia diartikan sebagai kepemilikan keimanan dan Islam, kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Kebahagiaan seperti ini merupakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Benar-benar hakiki dan abadi, diliputi dengan ketenteraman hati.
TIGA PILAR MEWUJUDKAN BAHAGIA NAN HAKIKI
Allah SWT berfirman. " Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagiaan dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi ( QS Fathir 35:29)
PILAR PERTAMA :
Senantiasa membaca Al Qur'an, menerapkan nilai-nilai Al Qur'an itu dalam kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an bukan ilmu yang dipelajari secara kognitif semata namun merupakan panduan implementasi adab dan akhlaq orang beriman.
PILAR KEDUA
Shalat merupakan ibadah utama dari seluruh rangkaian penghambaan kepada Allah SWT. Karena sholat merupakan tiang agama sekaligus wasilah utama dalam meraih kemenagnan hidup. Shalat juga mengatasi berbagai persoalan hidup "Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu... (Surah Al Baqarah 2:45)
PILAR KETIGA
Komitmen berinfaq dalam segala keadaan yang dihadapi. Asy Saukani menyatakan tidak ada perbedaan dalam berinfak, baik seara sembunyi maupun terang-terangan. Terpenting memastikan ibadah lahir dari keimanan kepada Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar